Herbamax adalah ramuan herbal yang diracik khusus dari bahan herbal
alami dengan komposisi yang seimbang sehingga tidak ada efek samping
berfungsi untuk meninggkatkan Vitalitas yang prima, meningkatkan
kesuburan hormon, regenerasi sel, dan meningkatkan kekebalan tubuh.
Delapan Ramuan Alami Yang Terkandung Dalam HERBAMAX Untuk Kehidupan
Yang Lebih Harmonis
TRIBULUS TERRESTRIS
Tribulus Terrestris sekarang sedang dipromosikan sebagai pendorong
untuk tujuan dorongan seks meningkat. Ekstrak Tribulus terbukti dapat
untuk meningkatkan tubuh alami testoeteron dengan demikian
meningkatkan kinerja seksual laki-laki dan membantu membangun otot.
Tribulus telah terbukti dapat meningkatkan dorongan seksual. Bahan ini
bekerja dengan cara merangsang reseptor androgen di dalam otak.
PURWOCENG (Pimpinella Alpina)
Purwoceng merupakan salah satu tanaman obat tradisional yang dikenal
berkhasiat sebagai obat perkasa kaum lelaki. Karena itu, Purwoceng juga
mendapat sebutan ‘Viagra Jawa' , Kenapa Demikian??.. , Akarnya
mempunyai sifat diuretika dan digunakan sebagai aprosidiak (Badan
Penelitian dan Pengembangan Kehutanan 1987), yaitu khasiat suatu obat
yang dapat meningkatkan atau menambah stamina. Pada umumnya tumbuhan
atau tanaman yang berkhasiat sebagai aprosidiak mengandung
senyawa-senyawa turunan saponin, alkaloid, tanin, dan senyawa-senyawa
lain yang berkhasiat sebagai penguat tubuh serta memperlancar peredaran
darah.
PANAX GINSENG
Telah dipercaya sejak 5000 tahun yang lalu oleh bangsa Cina dan Korea
untuk pengobatan dan meningkatkan stamina secara alami. Pada tahun 1960
dilakukan penelitan di Cina, Amerika dan Jepang, ditemukan zat alami
dari ginseng yaitu Saponin, Glikosida dan 16 jenis mineral Ginsenosida
pada akar ginseng berfungsi mempercepat penyembuhan, meningkatkan
stamina.
TONGKAT ALI ( Eurycoma Longifola)
Tanaman ini banyak ditemukan di pulau Kalimantan yang dikenal dengan
Pasak Bumi, disebut juga dengan ginsengnya Kalimantan. Tanaman ini
berfungsi untuk meningkatkan Libido, memperlancar sikulasi darah.
MACA ( Lepidium Perulianum Chacon )
Maca adalah tanaman bersal dari Negara Peru, sejenis tumbuhan yang
berumbi akar yang tumbuh pada dataran tinggi, tanaman ini bisa tumbuh
walaupun dengan kondisi cuaca ekstrim yang sangat dingin. Zat yang
berperan dalam Maca adalah Alkaloid berfungsi untuk meningkatkan
hormon, mencegah penyakit Prostat, untuk kesuburan, dan meningkatkan
stamina.
MADU
Madu merupakan sumber makanan yang mempunyai energi yang besar dan
mudah dicerna berfungsi untuk pembentukan sel darah dan melindungi sel
pembuluh darah
KOPI
Dibuat dari biji kopi pilihan terbaik, selain bercita rasa nikmat kopi
berfungsi untuk antioksidan dan terdapat zat Flavanoid untuk anti
pembekuan darah sehingga dapat menurunkan serangan jantung.
NON DIARY CREAMERS (NDC)
NDC adalah zat cair atau butiran dimaksudkan untuk pengganti susu atau
krim seperti aditif ke kopi atau minuman lainnya. Bahan ini tidak
mengandung laktosa oleh karena itu, beberapa bagian dunia memerlukan
alternatif non-susu whiteners istilah tersebut tidak berarti kehadiran
krim nyata
Cara Penyajian & Pemakaiannya
* Didihkan air panas sebanyak 200cc minum
* Tuangkan kedalam gelas yang telah berisi 1 sachet HerbaMax, Aduk
Sampai rata
* Pemakaian 1 sachet perhari
Hasil Penelitian Ilmiah
Pengaruh Pemberian Extract Eurycoma Longifolia dan Pimpinalla Alpina
pada Spermatogenesis Tikus Sparaque Dawly - Achmad Zulfa Juniarto, MD
Latar Belakang : Infertilitas adalah ketidakmampuan pasangan untuk
hamil dan melahirkan, setelah satu tahun bersenggama secara teratur
tanpa alat kontrasepsi, berdasarkan hasil penelitian, 10 % - 15%
kelainan pada Pria. Alternatif pengobatan untuk mengantisipasi
permasalahan ini dengan menggunakan ramuan dari tumbuh-tumbuhan yang
berkhasiat. Tanaman yang sering digunakan adalah Pasak Bumi dan
Purwaceng. Pada beberapa penelitian Pasak Bumi dan Purwaceng dapat
meningkatkan kadar hormon Testosteron, Lueteinizing Hormon , dan
Follicle Stimulating Hormon pada hewan percobaan. Hasil ini
memungkinkan Pasak Bumi dan Purwaceng dapat di gunakan Untuk
Kepentingan yang lebih luas lagi yaitu untuk meningkatkan
Spermatogenesis. Peningkatan Spermatogenesis dapat menolong pasangan
infertilitas dalam usahanya untuk memperoleh keturunan.
Tujuan dari Penelitan ini adalah untuk mempelajari sejauh mana
pemberian Extract Pimpinela Alpina dan Eurycoma Longifolia berpengaruh
terhadap peningkatan derajat Spermatogenesis dan jumlah Sperma pada
Tikus Putih jantan Spraque Dawly.
Hasil : Dari Hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan
menunjukan bahwa pemberian Extract Purwceng maupun Pasak Bumi
memberikan hasil yang bermakna terhadap peningkatan jumlah, motilitas
spermatozoa serta derajat spermatogenesis tikus bila dibandingkan
dengan kontrol (P<0,01). Sedangkan pada pemberian Purwaceng tidak memberikan Perbedaan yang bermakna apabila dibandingkan dengan pemberian Extract Pasak Bumi (P>0,01)
Simpulan : Extract Pimpinalla Alpina dan Eurycoma longifolia dapat
meningkatkan derajat Spermatogenesis dalam Testis, Jumlah maupun
motilitas Spermatozona tikus di bandingkan dengan kontrol.
Sumber : Perbedaaan Pengaruh Pemberian Extract Eurycoma Longifolia dan
Pimpinalla Alpina pada Spermatogenesis Tikus Sparaque Dawly - Achmad
Zulfa Juniarto, MD Lecturer in Faculty of Medicine Diponegoro - Biology
Departement, April 2004 Semarang - Indonesia
Link : http://eprints.undip.ac.id/12348/1/2004MIB4253.pdf
Chinese Maca Lab Study and Report:
(© 2000, Elsevier Science Inc., Published with permission from the
Journal of Urology, volume #55, 2000)
Effects of a Lipidic Extract from Lepidium Meyenii (Lepidium Peruvianum
Chacon) on sexual behavior in Mice and Rats
This study reveals for the first time an aphrodisiac activity of L.
Meyenii, an Andean mountain herb.
ABSTRACT OBJECTIVES: To determine the effect of oral administration of
a purified lipidic extract from lepidium meyenii/peruvianum (M-01 M-02)
on the number of complete intromissions and mating in normal mice, and
on the Latent Period of Erection (LPE) in rats with erectile
dysfunction.
METHODS: Mice and rats were randomly divided into several experimental
and control groups. A 10% ethanol suspension of M-01 and M-02 was
orally administered for 22 days to the experimental groups according to
the dosage specified by the experimental design. On day 22, 30 minutes
after the dose was administered to the male mice, 2 virgin female mice
were placed with 1 male mouse. The number of complete intromissions of
each male mouse in 3 hours was recorded. In an assessment of 1 day of
mating, each male mouse was cohabited with 5 estrous female mice
overnight. The number of sperm-positive females was recorded. The LPE
was measured to asses the sexual function in rats with erectile
dysfunction. By using a YSD-4G multifunction instrument, an electric
pulse at 20 V was applied to stimulate the rat`s penis, and the
duration from the start to the stimulus to full erection was measured
in seconds as the LPE.
RESULTS: In the normal male mice, the number of complete intromissions
during the 3-hour period was 16.33 ± 1.78, 46.67 ± 2.39, and 67.01 ±
2.55 for the control group, M-01 group, and M-02 group, respectively.
In the assessment of mating, the number of sperm-positive females
increased from 0.6 ± 0.7 in the control group to 1.5 ± 0.5 in the M-01
experimental group. LPE of male rats with erectile dysfunction was 112
± 13 seconds with a regular diet (control group). The oral
administration of M-01 at a dose of 180 or 1800 mg/kg body weight and
M-02 at a dose of 45, 180, 1800 mg/kg body weight reduced the LPE to 54
± 12 seconds, 54 ± 13 seconds, 71 ± 12 seconds, 73 ± seconds, and 41 ±
13 seconds, respectively. The LPE of the surgical rats treated with
M-01 at the lowest dose (45 mg/kg) was 121 ± 12 seconds; thus, the
change was not significant.
CONCLUSIONS: Oral administration of M-01 and M-02 enhanced the sexual
function of the mice and rats, as evidenced by an increase in the
number of complete intromissions and the number of sperm-positive
females in normal mice, and decrease in the LPE in male rats with
erectile dysfunction.
This study was conducted by: Bo Lin Zheng, Kan he, Calvin Hyungchan
Kim, Lingling Rogers, Yu Shao, Zhen yen Huang, Yang lu, Sui jun Yan, Lu
cheng Qien, and Qun yi Zheng at the Shenyang Medical College & Liaoning
College of Traditional Chinese Medicine in Shenyang China, and also at
the Chinese Academy of Preventive Medicine, Beijing, People´s Republic
of China.
References: 1. Leon T: The ´Maca´ (Lepidium meyenii): a Little known
food plant of Peru. Econ Bot 18: 122-127, 1964. 2. Chacón RC: Estudio
fitoquímico de Lepidium meyenii Walp. Thesis, University Nac. Mayor de
San Marcos, Lima, Peru, 1961. 3. Zheng BL, Kim CH, He K, et al: A
process for the isolation and purification of Lepidium meyenii. Patent
pending, 1999. 4. National Clinical Test Procedure, FDA of China, 1998.
5. Hermann M, and Heller J: Andean Roots and Tubers: Ahipa, Arracacha,
Maca and Yacom Rome, IPGRI, 1997, pp 175-195. 6. Cobo B: Historia del
Nuevo Mundo. Biblioteca de Autores Españoles 81: 430, 1956. 7. Ruiz H:
Relación histórica del viaje a los reinos del Peru y Chile, 1777-1778,
Madrid Acad. De Ciene Exaetas: Fis y Nat 1: 526, 1952. 8. Pulgar VJ:
Las Maca Lepidium sp. Poderoso fecundante vegetal. La voz de Huancayo
24:10, 1964. 9. John T: The anu and the maca. J Ethnobiol 1:
208-212,1981.
The hormonal effects of Tribulus terrestris and its role in the
management of male erectile dysfunction – an evaluation using primates,
rabbit and rat Kalamegam Gauthaman_, Adaikan P. Ganesan
Department of Obstetrics & Gynaecology, Yong Loo Lin School of
Medicine, National University of Singapore, 5 Lower Kent Ridge Road,
119074 Singapore
Abstract
Hormonal effects of Tribulus terrestris (TT) were evaluated in
primates, rabbit and rat to identify its usefulness in the management
of erectile dysfunction (ED). TT extract was administered
intravenously, as a bolus dose of 7.5, 15 and 30 mg/kg, in primates for
acute study. Rabbits and normal rats were treated with 2.5, 5 and 10
mg/kg of TT extract orally for 8 weeks, for chronic study. In addition,
castrated rats were treated either with testosterone cypionate (10
mg/kg, subcutaneously; biweekly for 8 weeks) or TT orally (5 mg/kg
daily for 8 weeks). Blood samples were analyzed for testosterone (T),
dihydrotestosterone (DHT) and dehydroepiandrosterone sulphate (DHEAS)
levels using radioimmunoassay. In primates, the increases in T (52%),
DHT (31%) and DHEAS (29%) at 7.5 mg/kg were statistically significant.
In rabbits, both T and DHT were increased compared to control, however,
only the increases in DHT (by 30% and 32% at 5 and 10 mg/kg) were
statistically significant. In castrated rats, increases in T levels by
51% and 25% were observed with T and TT extract respectively that were
statistically significant. TT increases some of the sex hormones,
possibly due to the presence of protodioscin in the extract. TT may be
useful in mild to moderate cases of ED.
© 2007 Elsevier GmbH. All rights reserved.
http://www.solusky.com/